Minapadi merupakan salah satu bentuk tumpang sari pemeliharaan padi di sawah bersama-sama dengan pemeliharaan ikan. Pemeliharaan ikan dengan sistem minapadi ini disesuaikan antara umur tanaman padi dengan umur ikan. Ikan nila (O. niloticus) merupakan salah satu kultivan yang memiliki pertumbuhan yang cepat, sehingga sangat cocok apabila dibudidayakan di sawah minapadi. Padat tebar ikan yang tinggi dalam sistem budidaya dapat mengalami penurunan kualitas air akibat dari akumulasi sisa pakan dan metabolisme yang dihasilkan ikan, sehingga mampu mempengaruhi pertumbuhan ikan. Padat penebaran yang terlalu tinggi juga dapat mempengaruhi tingkah laku ikan terhadap ruang gerak yang mengakibatkan pada penurunan kondisi fisiologis, pemanfaatan pakan, dan kelulushidupan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan hasil terbaik padat penebaran terhadap laju pertumbuhan relatif, efesiensi pemanfaatan pakan, dan kelulushidupan ikan nila. Penelitian ini dilakukan di Desa Soropadan, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Metode penelitian Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan dengan 3 pengulangan. Perlakuan yang diujikan adalah padat penebaran yang berbeda, A (2 ekor/ m2), B ( 4 ekor/ m2), dan C (6 ekor/ m2). Data dianalisis dengan ANOVA dan dilakukan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa padat penebaran berpengaruh sangat nyata (F hitung > F table (0,01)) terhadap kelulushidupan dan produksi biomassa ikan, berpengaruh nyata (F hitung > F table (0,05)) terhadap efesiensi pemanfaatan pakan dan laju pertumbuhan relatif. Hasil produksi biomassa padi menunjukan bahwa padat penebaran tidak berpengaruh nyata (F hitung < F table (0,05)). Hasil memperlihatkan perlakuan C dengan padat penebaran 6 ekor/m2 memberikan hasil terbaik dari semua variabel dengan nilai laju pertumbuhan relatif (725,70 ± 62,30%), Efesiensi pemanfaatan pakan (85,74 ± 2,19 %), produksi biomassa ikan (31,42 ± 1,09 kg), produksi biomassa padi (124,53 ± 4,55 kg), kecuali pada hasil kelulushidupan nilai terbaik terdapat pada perlakuan A dengan kepadatan 2 ekor/m2yang memberikan hasil sebesar 78,44±2,04 % . Kisaran kualitas air masih dalam kondisi layak untuk media budidaya ikan nila
Salah satu optimalisasi potensi lahan sawah irigasi dan peningkatan
pendapatan petani adalah dengan merekayasa lahan dengan teknologi tepat
guna. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mengubah strategi pertanian
dari sistem monokultur ke sistem diversifikasi pertanian, salah satunya
adalah dengan menerapkan teknologi budidaya Mina Padi dengan sistim
tanam jajarlegowo. Dengan adanya pemeliharaan ikan di persawahan selain
dapat meningkatkan keragaan hasil pertanian dan pendapatan petani juga
dapat meningkatkan kesuburan tanah dan air juga dapat mengurangi hama
penyakit pada tanaman padi.
Sistem usaha tani minapadi telah dikembangkan di Indonesia sejak satu
abad yang lalu (Ardiwinata, 1987). Selain menyediakan pangan sumber
karbohidrat, sistem ini juga menyediakan protein sehingga cukup baik
untuk meningkatkan mutu makanan penduduk di pedesaan (Syamsiah et all.
1988).Dengan teknologi yang tepat, minapadi dapat memberi pendapatan
yang cukup tinggi. Keuntungan yang didapat dari usahatani minapadi
berupa peningkatan produksi padi dan ikan, mengurangi penggunaan
pestisida, pupuk anorganik, penyiangan dan pengolahan tanah
(Suriapermana, et all., 1994)
Rekayasa teknik tanam padi dengan cara tanam jajar legowo 2:1 atau
4:1, berdasarkan hasil penelitian terbukti dapat meningkatkan produksi
padi sebesar 12-22%. Disamping itu sistem legowo yang memberikan ruang
yang luas (lorong) sangat cocok dikombinasikan dengan pemeliharaan ikan
(minapadi legowo). Hasil ikan yang diperoleh mampu menutup sebagian
biaya usahatani, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
Teknologi
legowo merupakan rekayasa teknik tanam dengan mengatur jarak tanam
antar rumpun dan antar barisan sehingga terjadi pemadatan rumpun padi
dalam barisan dan melebar jarak antar barisan sehingga seolah-olah
rumpun padi berada dibarisan pinggir dari pertanaman yang memperoleh
manfaat sebagai tanaman pinggir (border effect). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rumpun padi yang berada di barisan pinggir
hasilnya 1,5 - 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan produksi rumpun
padi yang berada di bagian dalam.
Keuntungan yang dapat diperoleh dari mina padi dengan sistim tanam jajar legowo adalah:
a). Pada cara tanam jajar legowo 2:1, semua maupun tanaman
seolah-olah berada pada barisan pinggir pematang, sedangkan pada cara
tanam jajar legowo 4:1, separuh tanaman berada pada bagian pinggir
(mendapat manfaat border effect), b). Jumlah rumpan padi
meningkat sampai 33%/ha, c). Meningkatkan produktivitas padi 12-22%, d),
Memudahkan pemeliharaan tanaman, e). Masa pemelihaan ikan dapat lebih
lama, yaitu 75 hari, dibanding cara tandur jajar biasa yang hanya 45
hari, f). Hasil ikan yang diperoleh dapat menutupi sebagian biaya usaha
tani, g). Dapat meningkatkan pendapatan usahatani antara 30-50%.
(Litbang,2014).
Adapun paket teknologi yang dapat diterapkan adalah a) Memilih jenis
varietas yang cocok untuk minapadi yang mempunyai karakteristik
sebagai berikut : Pengakaran dalam, agar padi yang ditanam tidak mudah
roboh sehingga menghambat pergerakan ikan; Cepat beranak (bertunas),
untuk menghindari keterlambatan pertumbuhan tunas akibat genangan air;
Batang kuat dan tidak mudah reba, untuk menghindari pertumbuhan batang
yang lemah akibat serapan air ketanaman yang cukup tinggi; Tahan
genangan pada awal pertumbuhan; Daun tegak untuk memperbanyak sinar
matahari yang dapat diterima oleh permukaan daun, sehingga proses
fotosintesis lebih baik dan pertumbuhan padi akan meningkat dan Tahan
hama dan penyakit (Litbang 2014).
b). Teknik pembuatan parit. Parit dibuat sebelum pengolahan tanah
terakhir (perataan tanah) lebar 40 - 45 cm dan kedalaman 25 - 30 cm.
Pada titik persilangan dibuat kolam pengungsian ukuran 1x1 m dengan
kedalaman 30 cm. Pada setiap pintu pemasukan dan pengeluaran air pada
setiap petakan dipasang saringan kawat dan slat pengatur tinggi
permukaan air menggunakan bambu. Parit berfungsi sebagai tempat
penampungan air pada saat berlangsung pemeliharaan ikan, melindungi ikan
dari kekeringan pada saat terjadi kebocoran, memudahkan panen ikan,
sebagai tempat memberi makan ikan, memudahkan ikan bergerak keseluruh
petakan.
c). Pemilihan Benih Ikan, Kondisi perairan pada lahan sawah
mengandung resiko ekologis yang tinggi bagi usaha budidaya ikan yaitu
fluktuasi pasok dan mutu air. Sehingga pada kegiatan ini perlu dilakukan
pemilihan benih yang unggul yaitu tahan terhadap goncangan lingkungan
dan penyakit.
d). Penanaman padi. Sistim tanam yang ideal diterpkan dalam Minapadi
adalah sistim tanam jajar legowo baik itu legowo 2:1 atau 4:1. Pada
jajar legowo 2:1, setiap dua barisan tanam terdapat lorong selebar 40
cm, jarak antar barisan 20 cm, tetapi jarak dalam barisan lebih rapat
yaitu 10 cm. Pada jajar legowo 4:1. setiap empat barisan tanam terdapat
lorong selebar 40 cm, jarak antar barisan 20 cm, jarak dalam barisan
tengah 20 cm, tetapi jarak dalam barisan pinggir lebih rapat yaitu 10
cm. Untuk mengatur jarak tanam digunakan caplak ukuran mata 20 cm. Pada
jajar legowo 2:1 dicaplak satu arah saja, sedangkan pada jajar legowo
4:1 dicaplak kearah memanjang dan memotong.
- e) Penebaran Benih Ikan. Penebaran benih ikan dilakukan 30 hari setelah penanaman padi dengan tujuan untuk menghindari obat-obatan atau pupuk. Jenis ikan yang dianjurkan adalah ikan yang berwarna gelap. Penebaran benih ikan dilakukan pada sore hari secara perlahan-lahan agar ikan tidak mengalami stress akibat perubahan lingkungan. Ukuran benih yang dianjurkan 5-8 cm dengan kepadatan 5.000 ekor/ha.
f). Pemeliharaan, Lama pemeliharaan ikan pada sistem minapadi
tergantung pada ukuran benih dan besarnya ikan yang akan dipanen. Selama
masa pemeliharaan ikan, ketersediaan pakan alami diupayakan selalu
tersedia, oleh karena itu upaya penyuburan sawah dengan pupuk organik
dapat dilakukan. Selain mengandalkan pakan alami pada masa pemeliharaan
ikan ini juga dilakukan pemberian pakan tambahan berupa dedak halus 250
kg/ha diberikan secara disebar pada parit, pagi/sore hari. Lama
pemeliharaan ikan 70-75 hari.
Pemeliharaan padi dilakukan dengan beberapa kegiatan, diantaranya
penyiangan, penyulaman tanaman padi yang mati dengan cara menyulam dari
bibit yang telah disediakan dicadangkan, serta pemupukan.
g). Panen Ikan. Panen ikan dilakukan setelah mencapai umur
pemeliharaan ikan untuk memudahkan panen, keluarkan air dari pelataran
sawah secara berangsur-angsur hingga air tersisa pada parit. Setelah
ikan berkumpul di saluran keliling/caren, selanjutnya ikan ditangkap dan
dimasukkan kedalam tampungan.
Sedangkan pemanenan padi pada sistem mina padi sama seperti pemanenan
pada penanaman monokultur. Permanenan padi dilakukan setelah gabah
masak merata
-----litbang.pertanian.go.id
Langkah – Langkah Pola Mina Padi
Informasi mengenai berbagai teknik dan perkembangan teknologi pertanian dan perikanan merupakan sumber pengembangan dan peningkatan hasil usaha tani. Dan, semua informasi tersebut umumnya berupa artikel pertanian Indonesia. Dalam artikel itulah, para ahli menuliskan berbagai penemuan yang sudah didapatkan dari berbagai penelitiannya. Salah satunya adalah mengenai pola tanam Mina – Padi, yaitu menggabungkan penanaman padi dan penebaran ikan di lahan yang sama.
Persiapan Lahan Persawahan
Pembangunan Nasional mempunyai tujuan diantaranya adalah untuk dapat
meningkatkan pendapatan petani. Dan, salah satu cara yang dilakukan
adalah dengan meningkatkan efektivitas pengolahan dan penggunaan lahan,
misalnya dengan menerapkan teknologi tanam mina padi pada tanah
persawahan.
Pada sistem ini, ikan dipelihara secara bersamaan, yaitu ikan dan
padi pada satu lahan. Sistem pemeliharaan mina padi, maka kita dapat
memelihara ikan untuk satuan waktu sekitar 30 hari. Dari kondisi ini,
maka kita akan memperoleh ikan yang mempunyai bobot 1 kg untuk setiap 30
– 40ekor ikan. Waktu pemeliharaan ini sesuai dengan masatanam pada
proses penyiangan padi pada tahap pertama dan kedua.
Penerapan sistem pemeliharaan mina padi ini diarahkan agar :
- Dapat semakin meningkatkan penghasilan atau produktivitas lahan
- Pendapatan petani dari lahan semakin meningkat
- Kualitas makanan bagi penduduk pedesaan dapat meningkat secara signifikan.
Sementara itu, agar kita dapat mengembangkan sistem mina padi ini,
maka kita harus memenuhi beberapa persayaratan tertentu, yaitu:
- Pematang keliling pada petakan sawah harus yang kuat dan dapat menahan air serta tidak bocor.
- Lebar pematang sawahnya sekitar 30-50 cm dengan ketinggian 40-50 cm.
- Untuk saluran pemasukan air dan pengeluaran air diberi saringan yang dibuat dari kawat kasa, bambu atau bahan lainnya untuk menghalangi ikan keluar dari lahan sawah.
- Untuk pengaliran air dapat dibuat secara lurus atau menyudut pada diagonal lahan.
Persiapan Lahan
Pembuatan Galengan (Pematang Sawah)
Galengan (pematang) yang dibuat harus
cukup tinggi dan kuat untuk menahan air. Tinggi galengan sebaiknya
antara 25 – 40 cm, tergantung pada tinggi permukaan air. Lebar galengan
bagian dasar tidak kurang dari 50 cm, sedangkan lebar galengan bagian
atas cukup 25 cm saja. Sebaiknya dalam pembuatan galengan tidak
digunakan bahan-bahan yang berasal dari tanaman, karena bahan ini mudah
busuk sehingga dapat menimbulkan kebocoran pada galengan. Galengan dapat
dibuat dari tanah yang dipadatkan dengan cara menginjaknya sampai
terbentuk galengan yang sesuai dengan harapan.
Lubang-lubang yang terdapat di
sepanjang galengan sebaiknya ditambal dengan tanah untuk menghindari
perembesan dari sawah. Jika lubang terlalu besar, sebaiknya galengan
yang terdapat di sekitar lubang dibongkar terlebih dahulu dan kemudian
dibangun kembali.
Pembuatan Selokan/Kamalir
Pembuatan selokan/kamalir dimaksudkan untuk melindungi ikan dari :
- Serangan hama, seperti burung, ular ataupun musang air
- Bahaya kekeringan yang sering disebabkan oleh penguapan air yang tinggi.
- Meningkatnya temperatur air karena panasnya sinar matahari.
- Bahaya kekeringan yang sering disebabkan oleh penguapan air yang tinggi.
- Meningkatnya temperatur air karena panasnya sinar matahari.
Selokan/kamalir ini dapat dibuat melintang atau sejajar dengan galengan. Lebar kamalir cukup 50 cm dengan kedalaman tidak kurang dari 30 cm. Selama pemeliharaan, air di dalam kamalir harus selalu dikontrol supaya tidak sampai kurang.
Pembuatan Saluran Pemasukan dan Pengeluaran Air
Saluran pemasukan dan pengeluaran
air dibuat dengan tujuan untuk mengatur tinggi permukaan air yang
terdapat di sawah agar tidak kekurangan atau berlebihan. Saluran
pemasukan dan pembuangan air dapat dibuat dari bahan bambu atau pipa
pralon yang ditanam pada pematang sawah. Saluran pengeluaran air yang
dibuat sebaiknya dua buah, yaitu berfungsi untuk menguras air yang
terdapat dalam kamalir sehingga akan mempermudah penangkapan ikan pada
saat panen dilakukan. Sedangkan saluran pengeluaran yang lain berfungsi
untuk mengatur tinggi air yang diinginkan.
Saluran pemasukan air yang dibuat
cukup satu saja dan harus terletak lebih tinggi dari pada saluran
pengeluaran, agar air yang telah dialirkan tidak mengalir kembali ke
luar. Untuk mencegah masuknya ikan-ikan liar atau sampah dan keluarnya
ikan yang dipelihara, sebaiknya pada saluran pemasukan maupun
pengeluaran dipasang saringan dari anyaman bambu atau kawat kasa.
Pembuatan Bak Penampungan
Bak
penampungan berguna untuk menampung ikan pada saat dilakukan panen
sehingga ikan mudah ditangkap. Bak penampungan ini sebaiknya dibuat di
sekitar saluran pengeluaran. Ukuran bak tergantung pada sawah yang
tersedia sehingga dapat menampung semua ikan yang dipelihara. Bak
penampungan harus lebih dalam daripada kamalir, sehingga pada saat
kamalir kering bak ini masih terisi air untuk menampung ikan.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dimaksudkan untuk menyediakan media yang baik bagi pertumbuhan tanaman padi maupun organisme makanan ikan.
Tanah mula-mula dicangkul atau
dibajak sampai kedalaman 20 cm, kemudian alirkan air agar tanah menjadi
sedikit becek. Taburkan pupuk urea secara merata ke seluruh permukaan
tanah dengan dosis 100-200 kilogram untuk setiap hektarnya.
Setelah benih padi ditanam, kemudian air dialirkan kembali sampai permukaan air mencapai ketinggian 20 cm, dan dibiarkan selama 4 -7 hari, untuk memberikan kesempatan kepada organisme makanan ikan untuk tumbuh. Setelah 4 -7 hari, benih ikan ditebarkan dengan kepadatan tertentu.
Setelah benih padi ditanam, kemudian air dialirkan kembali sampai permukaan air mencapai ketinggian 20 cm, dan dibiarkan selama 4 -7 hari, untuk memberikan kesempatan kepada organisme makanan ikan untuk tumbuh. Setelah 4 -7 hari, benih ikan ditebarkan dengan kepadatan tertentu.
Persyaratan dan Kepadatan Benih Ikan
Persyaratan Benih Ikan
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, benih ikan yang akan ditebarkan sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Benih ikan tidak mempunyai warna tubuh yang terlalu mencolok, karena dapat menarik perhatian dari hewan-hewan pemangsa
- Ikan bersifat omnivora (pemakan segala)
- Benih berasal dari jenis ikan yang unggul dan sehat
- Bisa hidup di perairan dangkal dan tahan panas
- Disukai masyarakat
Penebaran benih Ikan
Untuk menerapkan pola mina padi, maka jenis ikan yang paling banyak
dipelihara, ditanam dalam hal ini adalah ikan mas. Ikan ini kita
tebarkan ke lahan persawahan setelah 4 hari penanaman padi. Untuk
pemeliharaan yang bagus, maka kita menebarkan ikan dengan ukuran yang
sama.
Jika ikan yang kita tebarkan berukuran antara 2 – 3 cm, maka
penebarannya adalah sebanyak 2 – 3 ekor tiap meter persegi luas lahan.
Tetapi untuk ikan ukuran 3 – 5 cm, penebarannya sebanyak 1 – 2 ekor tiap
meter perseginya. Sementara untuk menjaga keberadaan dan pertumbuhan
ikan, maka kita menambahkan makanan tambahan dari dedak, yaitu gilingan
lembut kulit padi sejumlah 2 sampai 4 kg setiap hari untuk setiap
hectare lahan mina padi.
Jika semua langkah telah kita lakukan, maka dalam waktu 30 sampai 40
hari kemudian ikan kita sudah yang kita tebarkan, yang berukuran 2
sampai 3 cm sudah mencapai ukuran 3 – 5 cm, sementara yang berukuran 3 –
5 sudah mencapai ukuran sebesar 5 – 8 cm.
Hasil Mina Padi
Model pengelolaan lahan
sawah menerapkan pola penanaman padi dan ikan secara bersamaan pada
satu lahan, maka hasil yang kita peroleh-pun ada dua hal, yaitu ikan dan
padi. Jadi keuntungan yang kita peroleh adalah berasal dari penanaman
padi dan juga dari penanaman ikan.
Pertanian memang perlu dikembangkan dan dilakukan langkah inovatif
agar keberadaannya tidak statis. Dengan demikian, maka artikelpertanian
Indonesia akan terus berkembang dan tidak lagi konvensional.
Comments
Post a Comment
Silahkan beri saran dan komentar santun