BANYUWANGI DARI ASPEK SEJARAH

BANYUWANGI DARI ASPEK SEJARAH



Banyuwangi adalah desa di kecamatanBandongan Kabupaten MagelangJawa TengahIndonesia dengan luas wilayah 403,8 ha & jumlah penduduk 6.663 jiwa (data tahun 2016).



Berada pada ketinggian sekitar 350 m dpl, terletak di ujung timur kaki gunung Sumbing bersebelahan dengan desa Trasan di sebelah utara, desa Bandongan & Sukodadi di sebelah barat, desa Salam Kanci & Kedungsari di sebelah selatan & Kotamadya magelang di sebelah timur (Kali Progo). Secara informal warga sekitar lebih akrab mengelompokkan dusun-dusun yang ada berdasarkan gerumbul-gerumbul yaitu Cepit Wetan, Cepit Kulon, Jagalan, Dekoro, Wonorejo, Sambung, Kembang Lampir, Candi Gunung, Candi Jurang, Plembangan, Ngiwon, Gemulung, Kayu Ares, Mendak & Sangubanyu di mana terletak kantor Pemerintahan Desa. Kepala desa pertama kali dijabat oleh Bapak KH. Masduki (alm). Tampuk pemerintahan berikutnya dijabat Bapak KH M. Tadjuddin (2 periode), Bapak Suwondo (1 periode) & sekarang oleh Bapak HM. Djahuri.
HM. Djahuri
56151
Luas
403,8 Ha
Jumlah penduduk
6663
Kepadatan
-

Struktur pemerintahan :
  • Kepala Desa : HM. Djahuri
  • Sekretaris desa ; Abdul Cholik
    • Kaur umum & perencanaan : Zainal Rahmawati SE
    • Kaur keuangan : Asropi
  • Kasi pemerintahan : Muh Zaenuri
  • Kasi kesra : M. Wachid Zen
  • Kasi pelayanan : Sholikun
  • Kepala dusun :
    • Cepit & Jagalan : Muhammad Nur
    • Dekoro & Mendak Selatan : Muhson Budi Raharjo
    • Wonorejo : Asmui
    • Kembang Lampir, Candi, Karang Sambung & Plembangan : Zainal Abidin
    • Ngiwon & Sangubanyu Selatan : Anwar Imam Mubarok
    • Gemulung : Hadi Susanto
    • Mendak Utara & Kayu ares : Masruroh
    • Sangubanyu Utara : Sumpena
Tanaman pertanian utama berupa padi sawah yang mana berasnya terkenal sebagai beras Bandongan yang rasanya sangat lezat. Selain itu juga penghasil singkong, pisang, cabe, kacang panjang, terung dll. Hutan rakyat yang ada menghasilkan kayu albasia, mahoni, nangka, bambu-bambuan, glugu dan lain-lain selain sebagai wahana konservasi lingkungan (sumber mata air & pencegahan erosi). Beberapa sungai yang ada adalah Kali Progo,Sibangkong, Kalinongko, Tanjung biru, Tape, Silumut, Jambreng, Cino, Kathek, Kanci.
Sejak jaman dahulu, Banyuwangi terkenal sebagai sentra produksi krupuk rambak sapi yang terdapat di dusun Dekoro, juga sentra kerajinan sangkar burung di dusun Kembang Lampir. Sedangkan sentra peternak domba & kambing berada di dusun Ngiwon. Sentra pengolah Klembak yang merupakan tanaman endemik kabupaten Magelang & menjadi bahan baku rokok klembak menyan berada di dusun Wonorejo. Di Sangubanyu yang jumlah penduduknya paling banyak bisa kita temui sentra tukang kayu & kuliner (abon ayam, manthong dari singkong fermentasi, kue jajan pasar juga produsen tempe tradisional bungkus daun pisang & andong. Di dusun ini juga terdapat penangkaran burung & tanaman hias puring, aglaonema, anthurium, bonsai, anggrek dan lain-lain juga bibit tanaman buah. Ada juga perajin biji-biji alam yang unik dari pohon jenitri & palem-paleman.
Di desa yang berhawa sejuk ini juga terdapat 2 institusi pendidikan informal berupa Pondok pesantren Sabilul Muhsinin putra & putri di dusun Sangubanyu yang diasuh oleh Bapak Kyai Mudzakir & bapak Kyai Isa, sementara di dusun Gemulung terdapat pondok pesantren Al Idris yang diasuh oleh bapak Kyai Abu Dzarin masing-masing mengampu ratusan santri.
Di banyak lokasi terpisah di desa ini ditemukan situs-situs batu yang diduga merupakan peninggalan Ratu Sima dari Kerajaan Kalingga yang sekarang sudah mulai dikumpulkan di sebuah tempat khusus demi menjaga keamanan & kelestariannya, bahkan juga terdapat patung sapi yang sudah dibawa ke dinas purbakala Kabupaten Magelang sejak tahun 80-an.
Suasana pedesaan yang asri & pemandangan alamnya dengan latar belakang gunung Merapi, Merbabu, Ngandong, Sumbing, Menoreh & bukit Tidar merupakan potensi pariwisata yang luar biasa. Selain itu terdapat pedhotan (danau tapal kuda / oxbow lake) di kali Progo, ada Air Terjun Ngarengan, Air terjun Kedung Jembar. Top selvie Kembang Lampir berada di dusun Kembang Lampir yang berada di antara jalan raya dusun Wonolelo desa Bandongan & dusun Salam desa Salam Kanci. Di sebelah kiri & kanan jalan masuk dusun terdapat barisan pohon resede / gliricideae / gamal dengan pokok batang berukuran besar & kekar berumur tua yang tajuknya telah menyatu sehingga membentuk terowongan hidup sepanjang ratusan meter. Pada bulan tertentu dedaunnya tumbuh subur & lebat sehingga mengesankan keteduhan dalam balutan sepoi-sepoi angin persawahan di sekelilingnya. Terkadang bunga-bunganya yang putih keunguan bermekaran serempak mengantarkan keceriaan & pada bulan lainnya daunnya berguguran menonjolkan kekekarannya. Di sebelah selatan dusun terdapat kali Kanci yang bisa digunakan sebagai wahana tubing. Di kali ini juga terdapat batu besar bergambar tokoh pewayangan yang indah. Beberapa warga menuturkan bahwa di dusun ini pada jaman dahulu kala hiduplah seseorang disebut sebagai nyai lampir yang ramah & murah senyum. Wanita cantik ini adalah seorang penari yang tersohor & mempunyai 5 orang anak yang kesemuanya perempuan berwajah cantik. Maka dari itulah dinamakan dusun kembang lampir.Entah siapa nama anak anak perempuanya dan suaminya tidak ada yang tahu kejelasanya. Yang jelas dusun kembang lampir ini tidak ada hubunganya dengan mak lampir penguasa gunung berapi. Setelah di telusur makam nyai lampir ada di antara jalan dusun kembang lampir-makam atau di jalan dusun Kembang Lampir - Sambung tepatnya di sebelah utara dusun kembang lampir disebuah ladang milik pak rohmat yang sudah dijual.
Desa Banyuwangi mempunyai beberapa potensi wisata sejarah seperti di kebun Suwuni dusun Kayu Ares terdapat petilasan Sentot Ali Basah Prawirodirjo yang merupakan panglima dari Pangeran Diponegoro. Konon lokasi ini dahulu menjadi tempat persembunyian pengikut Pangeran Diponegoro karena dari tempat ini mereka dengan leluasa bisa mengawasi gerak-gerik pasukan kolonial Belanda yang bermarkas di kantor eks Karesidenan Kedoe Soerakarta di desa Magelang tanpa terlihat musuh apabila mereka memanjat pohon, Di tempat ini juga terdapat beberapa makam yang diduga sebagai pengikut Sang Pangeran.
WIsata sejarah lainnya ada di dusun Gemulung yaitu makam Nyai Gemuling. Nyai Gemuling yang oleh warga sekitar dipercaya sebagai leluhur warga dusun digambarkan sebagai sesosok wanita yang cantik jelita dengan gerakan yang lemah gemulai
Dusun Kembang Lampir Naskah by bowo.prasetyo Pakis
Artikel keseluruhan disunting kembali & dilengkapi oleh Imam Suhadak SN

Comments